SEJARAH BERDIRINYA SERIKAT MAHASISWA MUSLIMIN INDONESIA (SEMMI)

Sarekat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) merupakan salah satu organisasi sayap yang bergerak di kalangan mahasiswa di bawah Partai Syarikat Islam Indonesia disingkat PSII (awal mula Sarekat Dagang Islam/ SDI, dan sekarang Syarikat Islam Indonesia disingkat SI Indonesia) yang didirikan oleh H. Samanhoedi dan HOS. Tjokroaminoto sejak 16 Oktober 1905.
Pada Majelis Tahkim/ Kongres Nasional PSII ke XXIX di Solo tanggal 3-10 April 1955, menghasilkan salah satu keputusan agar membentuk basis generasi muda PSII dari kalangan mahasiswa sebagai lumbung kader kaum intelektual muda yang disiapkan menjadi pemimpin cendikia masa depan. Maka tepatnya hari Senin, 2 April 1956 bertepatan dengan tanggal 20 Sya’ban 1375 Hijriyah, diresmikan organisasi bernama Sarekat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) di Jakarta oleh Presiden Lajnah Tanfidziyah PSII H. Arudji Kartawinata (Mantan Menteri Muda Pertahanan Kabinet Sjahrir II periode 1946-1948, dan Ketua DPR RI ke-3 periode 1963-1966) dan Dewan Partai H. Anwar Tjokroaminoto.
Pada tanggal 11 Oktober 1964 dilaksanakan Kongres Nasional I SEMMI di Bandung untuk mengesahkan AD/ART, dan terpilih Djadja Saefullah (sekarang Guru Besar UNPAD).
Kongres Nasional SEMMI IIselanjutnya dilaksanakan pada tanggal 3-10 Desember 1966 di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Kongres tersebut digelar setelah meredanya demo besar-besaran TRITURA oleh organisasi-organisasi pemuda dan kemahasiswaan (SEMMI, HMI, PMII, PMKRI, GMKI, dll.) yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), yang berdampak pada keluarnya Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) yang memandatkan Soeharto untuk menggantikan Soekarno dari kursi Presiden.
Kongres Nasional SEMMI III, dilaksanakan di Jakarta tanggal 12-16 September 1972. Namun, setelah kongres ini, SI (PSII) beserta ormas-ormas sayapnya dibekukan  dan dilarang melakukan aktivitas organisasi oleh pemerintah orde baru, sehingga SEMMI hanya hidup silent di tiga titik (Jawa Barat, DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan).
Setelah sekian lama dipaksa vakum selama orde baru, pada tahun 1998 SEMMI yang dipimpin Ketua Saefulloh dari UIN SGD Bandung, ikut terlibat dalam demonstrasi di Gedung DPR/ MPR yang ditandai lengsernya Presiden Soeharto. Pasca reformasi ini, barulah dilaksanakan kembali Kongres Nasional IV (Luar Biasa) pada tanggal 19 Juni 2005 di Jakarta, setelah PSII berubah nama menjadi Syarikat Islam Indonesia, dan menghasilkan ditunjuknya Ayi Sholehudin sebagai Ketua SEMMI. 
Kemudian, Kongres Nasional V di Jakarta 11-12 Agustus 2007, melahirkan program prioritas membangkitkan kembali SEMMI di cabang-cabang yang sudah lama vakum. Kongres ini menunjuk Muflich Chalif sebagai Ketua Umum SEMMI. 
Dan terakhir, Kongres Nasional VI dilaksanakan di Pusdikdak SI Indonesia, Cianjur, Jawa Barat. Kongres ini mengangkat tema “Reorganisasi, Revitalisasi, dan Reaktualisasi SEMMI” agar dapat kembali mencapai kejayaannya serta penyesuaian-penyesuaian perkembangan zaman. Dan wufud dari seluruh cabang se-Indonesia menghendaki terpilihnya Moch. Azizi Rois sebagai Ketua Umum SEMMI masa jihad 2017-2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *